Adik saya yang paling kecil menikah di bulan Oktober 2019. Tetapi, saya baru membuat review Omah Pelem Jogjakarta, salah satu penginapan keluarga saat kami ke sana hehehe.
Istri adik saya berdarah Jogja, meskipun sejak kecil tinggal di Jakarta. Tetapi, keluarga besarnya masih banyak yang tinggal di kota Gudeg ini. Makanya, pernikahan pun dilangsungkan di sana.
Kami tidak memilih menginap di hotel. Maunya sewa homestay dengan ukuran lumayan besar. Supaya bisa menampung seluruh keluarga besar kami yang ikut ke Jogja.
[Silakan baca: Siti Homestay Kelana Jaya, Penginapan Nyaman Khusus untuk Muslim]
Tetapi, memang lumayan susah mencari penginapan dengan kapasitas yang bisa menampung sekitar 40-50 orang. Setelah mengandalkan info dari Google dan tanya beberapa orang teman, kami pun sreg dengan Omah Pelem.
Sayangnya Omah Pelem udah keburu dibooking. Dan yang nge-booking adalah keluarga besar pengantin perempuan. Trus, gimana ceritanya kami juga akhirnya bisa menginap di sini? Ikutin terus ceritanya, ya.
Ke Jogja Sewa Bus Big Bird
Siap-siap berangkat ke Bandung
Sudah lumayan sering keluarga besar kami jalan-jalan dengan sewa bis. Memang lebih enak begini karena gak harus iring-iringan atau terkadang bisa berpencar. Kalau satu bis juga bisa tetap becanda dengan keluarga. Pastinya saya pribadi juga senang karena suami bisa ikut santai. Kan, kalau pakai kendaraan pribadi, dia termasuk yang salah satu selalu menyetir.
[Silakan baca: Pengalaman Naik Kereta Api Taksaka Malam ke Jogja]
Sewa bus dari Bandung atau Jakarta?
Keluarga besar kami kebanyakan tinggal di Bandung. Makanya sempat kepikiran untuk sewa dari Bandung. Biar kami yang di Jakarta berangkap menggunakan kendaraan pribadi.
Tetapi, dipikir lagi kayaknya ribet juga. Nanti sepulang dari Jogja, kami masih harus jalan ke Jakarta. Suami kembali menyetir. Plus beberapa pertimbangan lain, akhirnya kami putuskan untuk berangkat dari Jakarta.
Sebelum pukul 7 malam, bus Big Bird sudah sampai di komplek. Kami pun berangkat tepat waktu, sesuai rencana. Tetapi, saat itu perjalanan ke Bandung memang masih sulit diprediksi karena pembangunan jalan tol layang Cikampek.
Luar biasa macetnya. Sehingga sampai di Bandung agak larut malam. Imbasnya beberapa rencana di Jogja terpaksa batal.
Tidur, makan, karaokean repeat!
Ya, tadinya kami ingin mampir sejenak ke salah satu tempat wisata di Jogja. Paling gak sekadar menikmati sarapan di sana. Tetapi, sampai Jogja udah sekitar pukul 10 pagi. Padahal setelah Dzuhur bakal ada pengajian. Untung aja kami membawa banyak bekal. Jadi gak ada cerita kelaparan sepanjang perjalanan.
Baidewei, kalau untuk service bus, bener-bener gak ada komplain. Supir dan keneknya ramah, nyetirnya gak ugal-ugalan. Busnya nyaman banget dan bersih. Pokoknya puas banget!
Omah Pelem, Penginapan di Jogja yang Cocok untuk Keluarga
Difoto dari gerbang depan. Mobil bisa parkir di sini
Omah Pelem berada di lingkungan komplek. Jadi bis tidak bisa masuk ke dalam karena gak muat. Ada mobil yang bolak-balik untuk membawa barang dari bis dan juga penumpang. Kalau untuk rumahnya, sih, kira-kira bisa menampung 3-4 mobil. Kalau parkir di halaman belakang, kayaknya masih bisa masuk 1-2 mobil lagi.
Hanya keluarga inti, om, dan tante yang ke Omah Pelem. Sisanya pergi ke Baysvilla Timoho Residence. InsyaAllah saya ceritakan juga tentang penginapannya setelah postingan ini, ya.
Rumah utama di Omah Pelem terdiri dari 4 kamar. Tetapi, mengingat ukurannya yang lumayan besar, kami pikir cukup bangetlah menampung keluarga besar kami. Meskipun gak semuanya harus dapat kamar.
Difoto dari teras kamar di lantai 2
Tetapi, udah keduluan dibooking oleh keluarga besan. Nah, mereka menawarkan untuk membagi 2. Kamar di lantai bawah untuk keluarga pengantin perempuan, sedangkan yang atas untuk keluarga saya.
Alasan utama diajak berbagi adalah karena acara pengajian dan siraman dilangsungkan di sana. Pertimbangannya biar lebih praktis aja kalau 2 keluarga disatukan di satu tempat.
Sebetulnya hanya keluarga inti pengantin perempuan yang menginap di Omah Pelem. Makanya bisa dibagi 2. Sedangka keluarga besar yang sebagian besar domisili di Jogja tetap di rumah masing-masing.
Deretan kamar di halaman belakang
Selain rumah utama, di bagian belakang juga ada kamar-kamar lagi. Model kos-kosan gitu karena hanya berisi kamar. Saya lupa persisnya ada beberapa kamar. Perkiraan saya sekitar 7-8 pintu. Masing-masing kamar disediakan 2 kasur berukuran single.
Tadinya kami mau ambil yang area belakang biar gak nyatu banget sama keluarga pihak perempuan. Soalnya keluarga kamu suka rusuh alias rame bener kalau udah ngumpul. Khawatir mereka jadi terganggu hehehe.
Fasilitas kamar di area belakang. Kotak warna hitam itu bukan speaker, tetapi lemari kecil.
Tetapi, kamar-kamar di area belakang non-AC. Hanya dikasih kipas angin. Dipikir lagi, jadinya kasihan juga kalau keluarga ditempatin di kamar tanpa AC. Nanti pada gak bisa tidur. Makanya kami pun mencari penginapan lain buat tambahan.
Meskipun akhirnya kami menambah 1 kamar di area belakang yang ukurannya paling besar (4 kasur). Karena rumah tambahan yang kami sewa gak cukup menampung. Padahal sebagian besar udah pada ngampar di lantai 1. Di kamar ini juga disediakan tv. Saya gak tau di kamar yang lain ada tv juga atau enggak.
Tadinya mau nambah 1 kamar di hotel. Tetapi, saat itu semua hotel di dekap Omah Pelem gak ada kamar kosong. Kami sudah mencari lewat berbagai aplikasi travel hingga mendatangi langsung. Gak berhasil, benar-benar penuh.
Ruang tengah Omah Pelem. Mestinya bisa gelar kasur di sini kalau ada yang gak dapat kamar hihihi
Mau gelar kasur di ruang tengah atau ruang tv Omah Pelem berasa gak enak. Keluarga besan tidur di kamar semua. Kan, gak enak kalau nanti kelihatan tidurnya acak-acakan hahaha.
Fasilitas di Omah Pelem
Ruang tv dekat halaman samping
Kalau Sahabat KeNai senang mencari penginapan ala rumah, Omah Pelem lumayan komplit fasilitasnya. Di dapur disediakan beberapa peralatan memasak. Ada meja setrika, kulkas, dan tv.
Di rumah utama ada 2 kamar mandi. Masing satu di setiap lantai. Sedangkan untuk yang kamar belakang ada kamar mandi luar.
Ruang tamu Omah Pelem. Langit-langit rumahnya tinggi. Berasa adem meskipun tanpa AC.
Salah satu kamar di lantai 2. Kamar yang ini ada terasnya.
AC hanya ada di setiap kamar rumah utama. Tetapi, dengan rumah yang luas dan langit-langit tinggi, hawa di dalam gak berasa panas, kok.
Saat kami di sana, buah mangganya lagi berbuah lebat. Sama pemiliknya dibolehin menikmati sepuasnya, lho.
Makanan tentu aja menyediakan sendiri. Kami sudah pesan ayam bakar untuk hari pertama. Gudeg untuk besoknya. Rupanya keluarga besan juga menyediakan makanan untuk kami. Alhamdulillah, makanan jadi berlimpah. Kalau ayam bakarnya habis disantap. Rasanya enak. Gudegnya yang lumayan bersisa banyak sampai dibagi-bagi untuk keluarga Bandung dan Jakarta.
Sebetulnya bukan karena dapat tambahan porsi makan dari keluarga besan juga. Tetapi, keluarga besar kami memang kurang menyukai gudeg karena rasanya dianggap kemanisan. Padahal sudah pesan di salah satu gudeg legendaris di Jogja. Malah kreceknya yang laris manis. Keluarga kami memang lebih menyukai rasa gurih dan pedas daripada manis.
Saya agak lupa harga sewa Omah Pelem. Seingat saya gak sampai Rp2 juta. Sedangkan untuk kamar di belakang seingat saya Rp150 ribu per kamar.
Ada sedikit cerita ngeselin waktu menginap di sana. Ceritanya malam-malam suami dan beberapa sepupu keluar penginapan. Kalau sepupu saya memang niatannya jelas pengen jalan-jalan. Sedangkan suami izin sebentar buat ambil oleh-oleh yang dibeliin temannya.
Suami berangkat bareng sepupu-sepupu saya. Tapi, janjinya pulang sendiri karena niatannya memang cuma buat ambil oleh-oleh. Saya gak ikutan karena merasa lelah banget setelah perjalanan lumayan jauh dan langsung ikut beberapa rangkaian acara. Kayaknya udah gak ada energi lagi. Mendingan istirahat, lagipula suami juga janji cuma sebentar.
Tetapi, ditungguin sampai tengah malam gak datang-datang juga. Ditelponin gak bisa. Akhirnya saya tidur di kamar belakang sendiri! Kezeeeeel!
Ternyata suami ikut jalan-jalan sama sepupu. Pulangnya udah lumayan malam. Gerbang Omah Pelem keburu dikunci dan suami gak tau harus menghubungi siapa. Akhirnya dia tidur di Baysvilla Timoho Residence. Lumayan rada bikin saya ngambek besoknya hahaha.
Omah Pelem Cocok untuk Bikin Family Gathering
Kalau Sahabat KeNai ingin kumpul keluarga atau bersama teman-teman dalam jumlah besar, Omah Pelem ini termasuk penginapan yang cocok banget. Halaman depan dan belakang juga lumayan luas. Halaman samping pun ada.
Dengan halaman yang luas memang asik juga kumpul-kumpul tanpa harus ke mana-mana, misalnya bikin BBQ Party saat tahun baru. Yakin, deh, asapnya juga gak akan mengganggu tetangga. Apalagi di sebelahnya tanah kosong hehehe.
[Silakan baca: Resepsi Pernikahan di Malaysia]
Berada di area komplek membuat suasana Omah Pelem lumayan tenang. Lokasinya sebetulnya strategis. Dekat stasiun dan Malioboro. Tetapi, mengingat ada di dalam komplek, mungkin kendaraan online jadi salah satu andalan kalau tidak membawa kendaraan. Kami pun sempat melakukannya.
Tetapi, saya lupa tanya kalau udah booking rumah utama, kamar-kamar yang di belakang akan tetap disewakan untuk orang lain atau enggak. Karena sebetulnya memang lebih enak untuk menyewa semuanya kalau memang ingin lebih privasi.
Adik saya dengan tante-tantenya
Baru-baru ini saya cari info tentang Omah Pelem. Katanya sedang ditutup sementara. Saya gak tau alasannya. Mungkin karena pandemi?
Untuk penginapan seluas ini, Omah Pelem recommended banget. Harganya gak mahal. Lokasinya pun strategis. Cocok banget, deh, buat liburan dengan keluarga besar atau teman-teman. Semoga hanya ditutup sementara, ya.
Omah Pelem Yogya Homestay
Jl. Ganesha II No.11
Muja Muju, Kec. Umbulharjo
Daerah Istimewa Yogyakarta 55165
Telp: +6281317709109